Lift up your head Princess, if not the crown falls.

It's only in fairy tales that princesses can afford to wait for the handsome prince to save them. In real life, they have to bust out of their own coffins and do the saving themselves.

ps: Hallo! Perkenalkan saya #KEY penulis dari karakter Klareya. Sebagai informasi, carrd ini dibuat untuk kepentingan Roleplayer. Seluruh karakter di dalamnya tidak terafiliasi dengan dunia nyata. Terima kasih :)

Sebuah Permulaan seorang Putri Luxembourg berparas Asia?

”aku lelah” — klareya

Taukah kamu rasanya jadi seseorang yang ditempatkan pada tempat yang salah? Seakan sang pencipta tengah bermain—main dengan jalan kehidupan dan takdir yang harus kau jalani.

Taukah kamu rasanya menjadi sosok berbeda dibandingkan dengan kebanyakan penghuni ruang? Seakan perhatian akan selalu tertuju padamu, bukan—yang kumaksud jelas bukan perhatian ihwal rasa bahagia, namun kebalikan dari itu, cemooh, hina dan sinisme seakan jadi kawan seumur hidup.

Lantas taukah kamu bahwa aku pun tak ingin semua ini, bahwa jika boleh aku meminta pada sang pencipta, bolehkah aku lahir sebagai Klareya Victoria si gadis biasa? Bukan Klareya Victoria si cucu kerajaan Luxembourg.

Karena rasanya /title/ dan parasku tak saling mendukung satu sama lain, bahkan rasanya seluruh tubuh menolak juluk yang dianugerahkan Tuhan padaku.

——————————————————————————————————————————

Kembali pada masa pertama tangisan bayi perempuan mengisi ruang megah istana kerajaan Luxembourg.

2 Desember

Tangis bayi perempuan itu pecah seakan memberikan kabar pada seluruh dunia bahwa dirinya ada dan bernyawa.

Senyuman merekah sempurna pada paras sosok—sosok yang menunggu dengan degup kencang. Katanya gadis itu tak bisa lahir normal karena terlilit tali pusar, katanya gadis mungil itu tak dapat langsung disentuh mengingat tubuhnya yang membiru. Khawatir? Jelas!

Seisi ruang merasakan pemompa kehidupan berdegup lebih dari biasanya. Namun bukankah Tuhan janjikan selamatkan bayi itu kala jemari melipat memohon doa sambil tersedu, cerita sosok itu Grand Duke dan Grand Duchess kerajaan Luxembourg.

Gadis mungil itu harapan seluruh penghuni ruang, gadis mungil itu simbol kebahagiaan bagi dua pemangku kekuasaan. Gadis itu pelengkap hadirnya tiga sosok pembawa tawa, perekah hari hari pada istana megah tempat segala atensi bermuara.

Lantas mengapa kamu merasakan sedemikian tersiksa Klareya? Bukankah hidupmu nampak indah, keluarga kerajaan teramat menyayangi satu—satunya cucu perempuan miliknya bukan?

Jika pikirmu demikian, mari kita kembali pada masa itu. Saat usiaku enam tahun, saat ternyata memiliki ibu bukanlah sebuah rasa bahagia seperti dalam dongeng penghantar tidur.

——————————————————————————————————————————

22 Desember (saat klareya berusia enam tahun)

Masih jelas dalam ingatan saat gadis kecil itu masuk kedalam bilik pribadi kepunyaan ayah ibunya. Saat itu jemari kecil hendak membuka pintu megah dengan aksen kayu, namun rungu menangkap teriakan.

Dua orang saling memaki, dua orang saling meruntuk, dua orang saling menghina. Tungkainya berhenti, mematung tak tau harus apa. Hingga pecahan kaca dan benda—benda terjatuh tertangkap. Pada akhirnya pintu dibuka, nyeri hati terasa kala manik cokelat miliknya melihat sang ayah terduduk berlumuran darah sedang ibunya menggenggam pecahan vas yang terarah pada sosok lemah itu.

“Klareya lari! Pergi! Lari” hanya teriakan bariton itu yang sempat gadis itu dengar sebelum akhirnya kelopaknya menutup menyisakan hitam kelam.

Sejak saat itu gadis kecil itu harus terima, bahwa kenyataan memang tak seindah kumpulan dongeng kegemaran. Bahwa ibunya, wanita bangsawan berlatar Korea Selatan itu mengidap depresi akut. Bahwa hadirnya Kenneth dan Klareya bukan dari cinta kasih namun berasal dari sebuah kesalahan dua muda mudi dimabuk napsu duniawi.

——————————————————————————————————————————

18 Agustus (saat Klareya berusia sepuluh tahun)

Empat tahun sudah gadis itu merasakan jarak membentang teramat luas antara dirinya dan sang ibunda Theresa, kebencian kian memupuk, amarah kian tak terbendung.

Pihak kerajaan jelas harus selamatkan wajah, maka mengunci akses sang menantu dari khalayak jadi pilihan terbaik. Lantas setelahnya apa? Jelas membayar lunas siksa harus diterima. Theresa menghampiri gadisnya dalam ruang serba putih, kelopak mungil tengah menutup menikmati buaian mimpi yang hinggap.

Setelahnya? Agaknya setan tengah merasuk Ibu dari dua anak itu. Kuasanya mengangkat bantal dan membekap wajah sang Putri, Klareya. Gadis itu berteriak memohon ampun, gadis itu menangis, kuasa mungilnya menggapai milik sang Ibunda. ‘Tolong! Tolong! Tolong!’ Tak ada belas kasihan, tak ada ampun. Kekuatan Theresa tak memudar, tak terbendung meski gadis itu memohon.

Hingga akhirnya tubuhnya melemah. Apakah ini akhir dari dunia Klareya? Gadis itu pasrah, jika Tuhan hanya izinkan usianya sampai disini.

Ia tak tau apa yang terjadi setelahnya, yang jelas kelopak masih membuka. Raut khawatir tercetak jelas pada paras Grand Duke, Grand Duchess, Ayah, Kenneth, Ruchard, Paman serta Bibi. Tidak ada Ibu disana.

Sejak saat itu Klareya dan Ibunda adalah musuh. Ketakutannya pada ibu kandungnya sendiri nyata adanya. Tak ingin, takkan ingin menaruh kasih pada sosok yang hampir membunuh anaknya sendiri.

——————————————————————————————————————————

13 September (saat Klareya berusia 13 tahun)

“Aku sudah tidak sanggup lagi. Mari bercerai”

pada akhirnya kata itu diucapkan di depan seluruh anggota keluarga Kerajaan Luxembourg. Ayah mengucap titah, rumah tangga tak mungkin terselamatkan.

Ibu, Theresa atau mungkin bisa kalian sebut Kim Heena adalah seorang gadis berkebangsaan Korea Selatan. Ayahnya merupakan pengusaha Resort Hotel cukup makmur di Jeju, Korea Selatan. Karena ekonomi yang mapan, Heena pergi menimba ilmu di negara Inggris. Saat itulah Tuhan sematkan uji dalam hidupnya.

Bertemu dengan Pangeran Ketiga Kerajaan Luxembourg lantas tenggelam dalam dunia malam pergaulan bebas, menurutmu apa yang selanjutnya terjadi? Sudah barang tentu kecelakaan itu hadirkan Kenneth jadi saksi dosa dua insan.

Saat itu kerajaan tengah dalam konflik, Edward tentu tak diperbolehkan berbuat masalah atau silsilah kerajaan Luxembourg kan runtuh. Maka dengan terpaksa, dua insan ikat janji sehidup semati.

Setelahnya? Depresi jadi teman Heena. Segala akses terbatasi, segala aturan sebagai seorang Putri harus dilakoni. Gadis yang memimpikan kebebasan harus terikat aturan istana. Sinisme bukan lagi hal tabu. Seorang asia yang menjadi menantu kerajaan Luxembourg, apakah ada yang lebih buruk dari itu?

Maka setelah perceraian terjadi, kutuk seakan dilepaskan. Namun berpisah dari dua buah hati harus jadi bayaran.

——————————————————————————————————————————

Masa kini, saat gadis itu boleh memohon.

Kamu tau rasanya hidup jadi seorang Putri dari kerajaan Eropa namun dengan paras Asia yang kental?

Menyedihkan.

Setiap kali Grand Duke dan Grand Duchess memperkenalkan dirimu pada khalayak, setiap itu pula cemooh kan jadi temanmu. Memang tak di depan wajahku langsung, namun aku juga bukan seorang tuli yang tak dapat mendengar bukan?

“Yaampun, masa cucu kerajaan wajahnya begitu?”

“Yaampun, pasti dia anak di luar nikah!”

“Kasian sekali cucu kerajaan tapi terlihat seperti aib keluarga.”

“Yang begitu harus jadi panutan? Cih tidak sudi!”

“Ayolah, apa tidak ada yang ingin kirimkan dia ke negaranya. Ke asia sana!”

“Memalukan Luxembourg saja!”

"Benar-benar seperti ibunya, pasti kelakuannya juga sama saja!"


——————————————————————————————————————————

Menyakitkan? Tidak— itu belum seberapa, masih banyak cemooh pun hanturan menyakitkan yang mampir pada rungu.

Menangis? Tak terhitung. Lelah? Bukan lagi. Marah? Aku bisa apa?

Namun satu keberuntungan yang Tuhan sisakan padaku adalah bahwa Keluargaku teramat mencintai sang Putri. Meski parasku terlampau nampak seperti Ibu, namun cinta kasih tak setitik pun berbeda dari kepunyaan Richard (sepupuku) dan Kenneth (kakakku yang memiliki wajah ayah dominan).

Grand Duke pun Grand Duchess perintahkan aku tuk dijaga sedemikian rupa, segala akses padaku dibatasi, bahkan aksesku pada dunia luar pun sama demikian. Aku dilarang mencari namaku di Internet, dilarang tuk berteman dengan sembarang orang, bahkan kegemaranku pula diatur. Mungkin bagi kerajaan, ini cara mereka tuk melindungi sang Putri. Namun bagiku, ini hanya sangkar emas yang tak dapat kulewati.

“Granny, Reya lelah. Bolehkah izinkan Reya berkelana kemanapun di Asia sana?” kalimat itu kuutarakan setelah kunjungan kami ke Jepang beberapa pekan lalu.

Kemelut terjadi, Grand Duke dan Grand Duchess berdebat hingga akhirnya kata “boleh” mengudara.

Jepang jadi pilihan, kekaisaran Jepang jadi tameng, dan Kintsugi jadi tempat bernaung.

Maka ya, disinilah aku berada. Sang Putri dari benua eropa dengan paras Asia? Siapa yang percaya bahwa dirinya berasal dari tempat nun jauh disana.

Siapa yang hendak percaya bahwa petualangan gadis itu akan dimulai jauh dari cemooh paras negara barat. Disini, di negara Jepang di Benua Asia. Bukankah terasa seperti rumah?

Namun indag jelas bukan kepunyaanmu Klareya, sosok itu meski dirinya hilang ditelan dunia namun darahnya mengalir pada nadimu.

Meski Putri Luxembourg mengikat dirimu, namun jangan pernah lupa bahwa Percikan Korea Selatan ada dalam tiap hembusan napasmu.

Sebuah konflik di mulai, tentang sang Putri yang coba temukan bahagia, tentang sang Putri yang coba yakinkan masyarakatnya bahwa dirinya mencintai negara Kelahiran lebih kental dari paras asia miliknya.

Luxembourg, tunggu sebentar. Sebentar saja.

Sedikit tentang aku dan mereka?

Her Personality
Aku adalah gadis yang tak mengenal rasa takut, aku menyukai segala kegiatan berbentuk fisik dan olahraga, tak suka matematika atau hitungan. Tipikal Putri yang mandiri, senang dengan hal-hal baru, tidak suka membaca, senang musik dan melukis. Tidak bisa makan udang dan cumi-cumi karna alergi. Bisa bersikap manis meski dalam hati membenci.

Her FamilyNameStatus
Grand FatherGrand Duke of LuxembourgAlive
Grand MotherGrand Duchess of LuxembourgAlive
FatherEdward, 2nd Prince of LuxembourgAlive
Mother Maria Theresa / Kim HeenaPass Away
Brother Kenneth Valent / RyungAlive
Cousin Richard (Son of 1st Prince of Luxembourg)Alive
The DetailHers
NameKlareya Victoria / Aeri
Nick Name Klaryea ; Reya (Closed Related)
Date of Birth2nd December, 2006
Nationality Luxembourg
Religion Chirstian
Blood Type AB Rh+
Zodiac Sagitarius
Handiness Right
H/W170 / 48
Hair Color Dark Brown
Eyes Brown

Kenneth :

Richard :

Mari saling mengenal?

Sebagian kecil trivia tentangku

0. Ayahku: Luxembourg, Ibuku: Korea Selatan.

1. Aku tidak pandai dalam hal pelajaran terutama berhitung

2. Aku senang olahraga ekstrim atau sesuatu yang menantang

3. Aku sangat suka kuda dan lumba-lumba

4. Aku alergi udang dan cumi-cumi

5. Aku memiliki hidung dan kulit yang sensitif (Debu adalah musuhku)

6. Aku memiliki mata minus

7. Aku sangat susah mengingat nama orang (karna terbiasa memanggil orang tanpa nama)

8. Aku Pandai Menari, Biola dan Piano

9. Melukis adalah caraku tetap waras.

10. Aku seorang volunteer UNICEF

11. Satu lagi, aku akan sangat ketakutan jika berada di ruang gelap dan petir datang. :(

12. Ibuku baru saja meninggal dunia akibat overdosis obat-obatan terlarang (dan itu memalukan)

Writer's Notes :
carrd ini dibuat demi kepentingan Role Player (RP) tidak ada hubungannya dengan Kim Minju atau Kerajaan Luxembourg. Regards, Key (the writer)